Bab 2
Halo singapore!!
Peratama – tama aku masuk pesawat yang menuju
singapore. Transit di sana dulu beberapa hari lalu naik bis ke malaisya. Jadi aku
ke pesawat sambil memakan “jajanan” yang diberikan saat di pesawat. Biasanya dapat
kue bolu kukus, aqua, dan kue – kue kecil. Tetapi terkadang banyak juga
pramugari – pramugari yang mendorong container besar beroda keliling pesawat
dari tempat pilot sampai ujung bagasi peasawat. Becanda kok! Cuma sampai first
class bagian pesawatnya. Dan di container itu biasanya di taruh di troli yang
besar dan menjual makanan – makanan ringan atau susu dingin dan hangat. Favoritku
biasanya aku dikasih jus jambu atau “guava juice”. Selain itu biasanya aku
duduk dengar musik sambil relax melihat pemandangan langit bersama awan – awan super
gede dan kalu dilihat – lihat terus bakal agak bosen. Yang dulu paling aku
tidak sabar saat masuk pesawat adalah saat take
off yang seru seperti roller
coaster, kecuali ya... kita di dalam pesawat dengan atap tertutup. Yang kadang –
kadang membuatku takut naik roller coaster adalah saat bagian turun dari
ketinggian. Karena atapnya tidak tertutup jadi angin yang kencang akan “mendorong”ku
ke belakan dengan tekanan tinggi. Lagi pula kenapa juga aku harus takut?
Akhirnya sampai di air port changi di singapore. Mungkin
beberapa dari kalian sudah tahu air port changi seperti apa. Tapi aku akan
menceritakan untuk kalian yang belum pernah ke sana. Jadi pertama masuk sudah
banyak toko – toko kecil seperti toko baju kecil, mini market, toko permen,
oleh – oleh DSB. Dan lucunya kalau di Indonesia, yang kita sebut dengan
eskalator yaitu tangga yang dapat membawa kita ke lantai atas atau bawah dengan
otomatis bukan? Tapi kalau di air port changi, air port juga digunakan sama
seperti di indonesia, tetapi juga dipakai untuk mempercepat langkah kaki. Kalau
eskalator di Indonesia biasanya miring ke atas, tapi kalau di changi berbeda! Bentuknya
DATAR!
Yah tangga itu datar dan terletak di lantai. Jadi fungsinya katanya untuk mempercepat kecepatan langkah kaki manusia ataupun hewan (walaupun di air port hewan tidak diizinkan masuk sih! Tapi yang aku katakan barusan benar kok!). jadi eskalator itu ada di berbagai daerah. Biasanya satu lantai berisi sektar 6 atau 5 eskalator. Di airport aku melihat juga ada cafe – cafe kopi seperti “starbucks” atau “coffe bean”. Lalu aku membantu ayah dan bunda mendorong koper – koper ke taxi. Aku hanya duduk manis menahan berat tas tas di atas pangkuanku. Bunda asyik dengan ponselnya, kanya melihat dan memasukan tanganya ke dalam kantong mobil, ayah menujukan peta – peta di singapore sambil menunjuk menunjukan daerah daerah ke pada sopir taxi. Aku hanya melihat jalan sambil berkata (dalam hati) “ini akan menjadi liburan yang seru!!” sambil menganggumi betapa bersihnya singapore yang dijuluki sebagai negara terbersih di dunia. Katanya kalau buang sampah sembarangan akan mendapat denda! Bayangin coba kalau program itu ada di Indonesia? Wah! Indonesia jadi bersih nya minta ampun!! Setelah sampai di hotel yang bernama...euhh...hmm...aku lupa! Pokoknya hotelnya baguslah! Aku menuju kamar dan masuk. Aku hanya terkagum kagum, WOW! KEREN!! Aku menatap natap langit langit ruangan. Dan lucunya aku langsung tersandung koper dan hampir back flip!! Untungnya aku terjatuhnya di atas kasur yang masih rapi karena kita baru masuk hotel.
Belom kapok juga! Aku nanti sama “Brian” atau anaknya temanya bundaku yang tinggal di singapore. Brian dan aku pernah naik MRT dan untuk melewati gerbang keluar harus menggunakan karu MRT. Dan saat itu Cuma aku yang membawa kartunya, sedangkan brian tidak. Dan aku punya ide, aku berbisik kepada brian “hey! Oi! You dont have the card right?” “yeah” “i have a plan to make you and me past trough this sucks machine fence thing!” “realy?” “ “yes! Just follow me!” “okay!” “now just stand behind me and then grab on my waist! When i tap on the card, let’s just run in count 3...2...1 RUN!!!” “wha—what??” . dia hanya tetap pegangan denganku dan akhirnya kita selamat. Hehe!!
Yah tangga itu datar dan terletak di lantai. Jadi fungsinya katanya untuk mempercepat kecepatan langkah kaki manusia ataupun hewan (walaupun di air port hewan tidak diizinkan masuk sih! Tapi yang aku katakan barusan benar kok!). jadi eskalator itu ada di berbagai daerah. Biasanya satu lantai berisi sektar 6 atau 5 eskalator. Di airport aku melihat juga ada cafe – cafe kopi seperti “starbucks” atau “coffe bean”. Lalu aku membantu ayah dan bunda mendorong koper – koper ke taxi. Aku hanya duduk manis menahan berat tas tas di atas pangkuanku. Bunda asyik dengan ponselnya, kanya melihat dan memasukan tanganya ke dalam kantong mobil, ayah menujukan peta – peta di singapore sambil menunjuk menunjukan daerah daerah ke pada sopir taxi. Aku hanya melihat jalan sambil berkata (dalam hati) “ini akan menjadi liburan yang seru!!” sambil menganggumi betapa bersihnya singapore yang dijuluki sebagai negara terbersih di dunia. Katanya kalau buang sampah sembarangan akan mendapat denda! Bayangin coba kalau program itu ada di Indonesia? Wah! Indonesia jadi bersih nya minta ampun!! Setelah sampai di hotel yang bernama...euhh...hmm...aku lupa! Pokoknya hotelnya baguslah! Aku menuju kamar dan masuk. Aku hanya terkagum kagum, WOW! KEREN!! Aku menatap natap langit langit ruangan. Dan lucunya aku langsung tersandung koper dan hampir back flip!! Untungnya aku terjatuhnya di atas kasur yang masih rapi karena kita baru masuk hotel.
Belom kapok juga! Aku nanti sama “Brian” atau anaknya temanya bundaku yang tinggal di singapore. Brian dan aku pernah naik MRT dan untuk melewati gerbang keluar harus menggunakan karu MRT. Dan saat itu Cuma aku yang membawa kartunya, sedangkan brian tidak. Dan aku punya ide, aku berbisik kepada brian “hey! Oi! You dont have the card right?” “yeah” “i have a plan to make you and me past trough this sucks machine fence thing!” “realy?” “ “yes! Just follow me!” “okay!” “now just stand behind me and then grab on my waist! When i tap on the card, let’s just run in count 3...2...1 RUN!!!” “wha—what??” . dia hanya tetap pegangan denganku dan akhirnya kita selamat. Hehe!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar